For Shared

​ Helloooow gais Di tulisan ini aku mau sharing tentang kuliah sambil kerja. Ini lebih ke pengalaman pribadi sih ya, karna kulanjutkan kuliah lanjutan ke S1 ketika sudah bekerja. Lulus D3 tahun 2015, baru memutuskan untuk lanjut ke S1 di tahun 2019. Sempet bingung cari kuliah lanjutan dimana yaa, karna pada saat itu tempat kerjaku ada di Jakarta. Cari sana sini dengan banyak pertimbangan ada yang jauh, mahal, waktunya ga gleksibel dll. Sampai akhirnya terinspirasi sama teman sendiri yang juga sama-sama melanjutkan kuliah lanjutan kebetulan kita dalam satu instansi yang sama, dan alhamdulillahnya kampusnya ternyata ngga jauh juga dari tempat kerjaku. Ya STIA LAN Jakarta yang saat ini sudah bertransformasi menjadi Politeknik STIA LAN Jakarta berlokasi di Jl Administrasi II Pejompongan Raya No 9 RW 9 Petamburan Kecamatan Tanah Abang Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta 10260.  Sampai saat ini STIA LAN telah 58 tahun menyelenggarkan pendidikan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS Pemerintah Pusat dan

 Hello everyone!!! Sekarang aku mau share nih terkait kuliah lanjutan di Politeknik STIA LAN Jakarta. Jadi sebelumnya ke inti cerita, aku mau sharing dulu ya terkait tau darimana tempat kuliah ini dan kenapa bisa lanjut kuliah disini. Jadi awalnya ketika pengangkatan sebagai Pegawai PLN pada tahun 2017 udah sempet kepikiran nih buat lanjut kuliah deh karna kan sebelumnya aku memang lulusan D3 ya, cuman karna ada prioritas lain akhirnya kuurangkan niat buat lanjut kuliah, berlangsung lama nih terlena dengn waktu (kalian jangan contoh ya hihi) baru tersadar di tahun 2019 oke fix tahun ini harus kuliah. Kuliah disini negeri lho ya, semua tenaga kependidikan disini ya ASN. Dibawah Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Dikampus ini adalah tempat diklatpim nya ASN makanya dapet julukan ASN Corporate University. Dulu jamanku masuk 2019 syarat kuliah disini hanya boleh ASN, TNI, Polri, BUMN dan BUMD. Salah satu berkas administrasinya ya SK Pengangkatan. Tapi setahun setelahn

Tentang detik yang tidak pernah terulang Tentang kabar duka yang tak pernah ingin terdengar Tentang doa yang mungkin lupa kupanjatkan Tentang mimpi yang menjadi pertanda Tentang jalanku pulang yang berbeda Tentang tawa yang takan pernah kulihat Tentang kenyataan yang akan terjadi dan terjadi Sekarang... Pada jalanku pulang yang tak lagi sama Pada tujuanku yang tak lagi sama Pada waktu yang takkan terulang Kini ku sadar Bahwa mengulang waktu itu bisa Yang tak bisa adalah jika raga sudah tak ada Apa yang akan kita rajut? Pada hatimu yang tegar Kusematkan bangga  Untuk tangis yang tak kau tunjukan Mungkin memorimu sedang berputar ke masa lalu Teringat saat raga masih kuat Mungkin kau lupa membalas peluknya Mungkin kau belum mengabulkan pintanya Langit, 7 September 2020 Dibuat di langit saat perjalananku pulang bersama suamiku ke Padang untuk menghadiri kepergian papa. Papa pergi tepat sebulan setelah kami menikah.

Hidup itu memang harus seimbang, ngga kurang dan ngga lebih. Seimbang. Terlalu kurang juga gaenak, terlalu berlebihan malah ga tenang. Bekerjalah sewajarnya, uang kalau dicari terus ngga pernah ada puasnya. Banyak kita temuin orang bergelimpang kekayaan, kayaknya enak ya mau ini itu bisa kebeli, tapi kita gapernah tau seberapa tenang kehidupan yang dia jalanin dan seberapa bahagia kehidupan yang dia lewatin sampai detik ini. Atau perlu kita maklumi bisa jadi mereka bisa berlimpah saat ini karna setara dengan perjuangannya untuk ngedapetin itu semua.  Terkadang melihat kehidupan orang lain yang berlebih emang buat kita selalu lihat ke atas, kayaknya apa yang kita dapet blm aja cukup, padahal bagi mereka yang susah bahkan untuk makan aja susah, hidup kita tuh udah lebih dari cukup. Sebenarnya apa sih yang kita cari di dunia yang sementara ini? Yang katanya fana. Kita hanya butuh hidup yang berguna untuk sekeliling bukan? Meninggalkan jejak baik kalau kita sudah ngga ada nanti. Dan bekerj

Rumah adalah tempat kita pulang dari lelahnya perjalanan dalam mencari nafkah. Bersyukurlah saat ini para pembaca yang lagi membaca tulisan ini berarti kalian memang sudah memiliki rumah dan sedang benar benar mencari tau kebutuhan apa saja yang dibutuhkan saat punya rumah, dan bagi pembaca yang masih belum ada rumah penulis doakan kalian akan segera diberi rezeki melimpah oleh Allah dan bisa memiliki rumah. Amiin. Seperti biasa saya akan menceritakan hal ini sesuai pengalaman. Saya memiliki rumah di tahun 2018 pada saat itu usia saya 23 tahun, dan belum menikah. Keputusan mengambil rumah adalah keputusan terbesar yang pernah saya ambil melalui tanda tangan saya diatas materai. Saat itu rasanya waw saya takjub dengan diri saya sendiri karena berani mengambil resiko. Apa saja resikonya? Otomatis ketika mengambil sebuah rumah saya harus sudah siap, jiwa dan raga. Saya harus mengalahkan ego diusia saya yang harusnya bersenang-senang, berlibur keluar kota bahkan luar negeri, karna m

Hallo teman-teman blogger... Kali ini aku mau berbagi cerita tentang Tips bisa beli rumah terutama untuk kalangan Millenial yang belum menikah. Kenapa belum menikah? Karna tips ini saya bagikan sesuai dengan pengalaman saya sendiri :) oooo iya fyi saya perempuan ya. Oiya beli rumah gamesti harus nikah dulu kok. Karna sejatinya rumah adalah tempat tinggal yang boleh dimiliki tanpa harus menikah dulu. Walaupun memang punya harta bersama suami kelak akan lebih indah, bahasanya dari hasil keringat berdua. Kalau begitu yasudah beli rumah dulu sekarang ketika belum menikah dan beli rumah lagi setelah menikah, jadi dua kan rumahnya dan banyak kan rezekinya 😁 gausah mumet yaaa. Perempuan harus mandiri, banyak orang bilang, kenapa perempuan punya rumah? Ntar laki-laki minder loh.. dih pikiran orang kuno yang kaya gitu. Gausah didengerin itu orang syirik aja ges 😁 Walaupun kita perempuan sudah memiliki rumah tetap ya kodrat kita sebagai perempuan. Kelak jadi istri ya kodrat sebagai